SekolahMenengah Pertama terjawab Pencarian data atau informasi di internet akan efektif dengan menggunakan Iklan Jawaban 4.5 /5 45 HanHan17 search engine atau mesin penelusur (pencari) makasih yah sama-sama^^ 13 Sedang mencari solusi jawaban TI beserta langkah-langkahnya? Pilih kelas untuk menemukan buku sekolah Kelas 5 Kelas 6 Kelas 7 Kelas 8
ArticlePDF Available AbstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pencarian informasi mahasiswa ketika menelusur di nternet. Acuan yang digunakan dalam penelitian adalah model pencarian informasi di lingkungan elektronik yang dikemukakan oleh archionini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survai dengan pendekatan analisis kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik kuesioner, dengan pengolahan data secara deskriptif. Populasi penelitian adalah mahasiswa pascasarjana program magister angkatan 21 yang sedang menyusun tesis dan menggunakan internet sebagai sumber informasi. esponden terdiri dari 331 mahasiswa yang berasal dari 12 fakultas dan program pascasarjana. ipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hubungan antara frekuensi menelusur dengan pengetahuan mengenai cara menelusur. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik hi-Suare. asil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi menelusur dengan pengetahuan mengenai cara menelusur mahasiswa. asil analisis menunjukkan bahwa pola pencarian informasi mahasiswa yang diamati dalam penelitian ini tidak sesuai dengan model pencarian informasi archionini. alam melakukan pencarian informasi mahasiswa cenderung menggunakan teknik browsing dan berdasarkan karakteristiknya mahasiswa dapat dikelompokkan sebagai pengguna pemula Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 199No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004POLA PENCARIAN INFORMASIDI INTERNETOleh Rahmi Rivalina *AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pencarianinformasi mahasiswa ketika menelusur di Internet. Acuan yangdigunakan dalam penelitian adalah model pencarian informasidi lingkungan elektronik yang dikemukakan oleh dilakukan dengan menggunakan metode survaidengan pendekatan analisis kuantitatif. Pengumpulan datadilakukan dengan menggunakan teknik kuesioner, denganpengolahan data secara deskriptif. Populasi penelitian adalahmahasiswa pascasarjana program magister angkatan 2001yang sedang menyusun tesis dan menggunakan internetseba ga i sumber informasi. Responden te rd iri dari 331mahasiswa yang beras al dari 12 fakultas dan programpascasarjana. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalahhubungan antara frekuensi menelusur dengan pengetahuanmengenai cara menelusur. Pengujian hipotesis dilakukandengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil pengujianhipotesis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antarafrekuensi menelusur dengan pengetahuan mengenai caramenelusur mahasiswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa polapencarian informasi mahasiswa yang diamati dalam penelitianini tidak sesuai dengan model pencarian informasi melakukan pencarian informasi mahasiswa cenderungmenggunakan teknik browsing dan berdasarkan karakteristiknyamahasiswa dapat dikelompokkan sebagai pengguna Dra. Rahmi Riva lina, ad alah Koordi nat or Perpustakaan TeknologiKomunikasi dan Informasi Pendidikan, Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 200 Website Latar BelakangPenjajagan awal penulis di kampus UI Depok pada tanggal 26-30April 2002 menemukan bahwa pusat layanan Internet mahasiswa,MWeb, ketika pertama kali dibuka pada tahun 2000, pengunjungpernah mencapai 900 orang/hari. Pada tahun 2001 menjadi 5 tempat. Disamping MWeb, Unit PelaksanaTeknis UPT perpus takaan dan perpustakaan fakultas jugamenyediakan fasilitas Internet untuk ini menunjukkan ada kebutuhan mahasiswa untuk berinteraksidengan teknologi dalam rangka memutakhirkan pengetahuan,mengerjakan tugas, mempersiapkan penyusunan karya ilmiah baikskripsi maupun tesis. Pada wak tu penyusunan k arya ilmiahmahasiswa berada dalam situasi problematis. Situasi ini dipertegasdengan pendapat seorang guru besar IPB, Khomsan 2002, bahwamahasiswa yang sedang dalam tahap pembimbingan seringkalimenghilang dengan berbagai alasan, ada yang pusing menjembatani kebutuhan infor masi tersebut biasanyamahasiswa berk unj ung ke pusa t informasi perp ustak aan .Perpustakaan se ring kali tidak dapat mem enuhi kebutuhanpengguna yang luas dan beragam. Perpustakaan mempunyaiketerbatasan koleksi baik buku, jurnal dan karya ilmiah dengan fenomena tersebut maka Internet merupakansalah satu solusi untuk mendapatkan informasi. Pencarian informasidi Internet membutuhkan keterampilan menelusur dan Perumusan MasalahBila seseorang merasakan pengetahuan yang dimilikinya tentangsesuatu bagian dari kegiatan kurang’ atau tidak cukup’disebutdengan kesenjangan informasi. Kesenjangan ini merupakan dasarkebutuhan informasi, dan awal dari proses pencarian penelitian ditetapkan sebagai berikutRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 201No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004a . Bagaimana pola pencarian informasi mahasiswa pascasarjanaUI ketika mencari informasi di Internet?b . Apakah ada hubungan antara frekuensi menelusur denganpengetahuan menelusur mahasiswa pascasarjana UI ketikamencari informasi di Internet?C. Batasan Penelitiana. Mahasiswa pascasarjana program magister angkatan 2001,Universitas Indonesia yang sedang menyusun tesis danmenggunakan media elektronik, Internet sebagai Menggunakan model pencarian informasi Marchionini untuktahap yang PUSTAKAA. Model Pencarian InformasiModel pencarian informasi merupakan tahap-tahap pencarianinformasi yang ditandai ciri-ciri tetentu dari masing-masing besar model pencarian informasi bebentuk putaran yangdiprakarsai oleh kebutuhan informasi pencari informasi Borgman,2000109.Model Marchionini menggambarkan proses pencarian informasi dilingkungan elektronik dalam bentuk algoritma dengan 9 unsur, tetapidalam 8 tahapan yaitu 1. recognize mengenali masalah informasi2. accept menerima masalah informasi 3. define problemmendefinisikan dan memahami masalah 4. select source memilihsebuah sistem penelusuran 5. formulate query merumuskansebuah pertanyaan 6. execute query melaksanakan penelusuran7. examine result memeriksa hasil penelusuran 8. extract infomemilah informasi dan 9 reflect/stop, mengakhiri penelusuran,seperti yang terlihat pada gambar 1Rahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 202 Website strategies Browsing strategiesPlanned OpportunisticGoal Driven Data DrivenDeterministic HeuristicFormal InformalDiscrete ContinuousRecognizeAcceptDefineProblemSelectSourceFormulateQueryExecuteQueryExamineResultsExtractInfoReflectStopDefault TransitionsHigh Probability TransitionsLow Probability TransitionsGambar Pencarian Informasi MarchioniniModel ini dilengkapi dengan 3 jenis garis yaitu a bold and solid arcdefault transition, garis yang menghubungkan tahap pertamaketahap kedua dan seterusnya, disebut ā€œtahap yang seharusnyaā€dilalui oleh pencari informasi. b dash arc high probablity transition,garis putus-putus merupakan langkah balik disebut denganā€œpeluang tinggiā€ berhubungan dengan tahap yang dituju. dan csolid arc low transition probability garis biasa merupakan langkahbalik disebut dengan ā€œpeluang rendahā€ berhubungan dengantahap yang 2 strategi pokok dalam menelusur informasi di lingkunganelektronik yaitu analytical strategy dan browsing pokok antara strategi analitikal dengan browsingRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 203No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004Pencari informasi yang ahli cenderung memilih strategi analitikalketika menelusur informasi. Penggunaan index untuk menemukantarget seleksi adalah contoh strategi penelusuran strategi browsing membutuhkan sedikit beban kognitifda n le bih dim inat i ol eh p enc a ri i nfor m asi ya ng b elu InformasiSejalan dengan perkembangan teknologi informasi maka konsepinformasi juga mengalami perubahan-perubahan sesuai situasi dankondisi yang mempengaruhinya. Definisi-defini tentang informasibukanlah klasifikasi mutlak tapi merupakan rangkaian perjalananinform asi inform ation journey yang ker umitanya semakinbertambah, Saracevic dan Kantor, 1998.Buckland 1991, menjabarkan informasi menjadi a information-as-process berperan menyampaikan, b information-as-knowledgesesuatu yan g dira s akan da lam inf ormatio n as -pr oces s ,pengetahuan yang dikomunikasikan, dan c information-as-thing,informasi adalah objek seperti data dan dokumen yang dapatmemberikan informasi. Pendapat yang berbeda dengan Bucklandadalah Barlow dalam Borgman 200058, yang menyatakan bahwainformation obviously not a thing, information is phenomenon withthree properties an activities, a life form, and a relationshi, bahwainformasi bukanlah sebuah objek tapi merupakan sebuah fenomenadengan 3 hal yaitu kegiatan, bentuk kehidupan, dan entara itu Saracevic dan Kantor 1998 mendefinisikaninformasi dalam hubungan dengan nilai informasi menjadi 3rangkaian yang merupakan satu kesatuan. Narrowest sensepengertian yang paling sempit informasi adalah tanda atau pesan-pesan untuk mengambil keputusan yang melibatkan sedikit atautidak ada sama sekali proses kognitif. Broader sense pengertianyang lebih luas, informasi adalah proses kognitif. Informasi tidakdapat diraba melainkan tergantung pada konsep dan pemahamanman usia. Ses eora ng me lak u k an pr oses i nfor masi d anpenyatuannya ke dalam struktur kognitif. Broadest sense pengertianRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 204 Website paling luas informasi tidak hanya meliputi pesan-pesan,proses kognitif tapi juga hubungan dalam hal situasi, tugas, masalahyang ada, dan Kebutuhan InformasiKebutuhan adalah konsep psikologis yang dekat hubungannyadengan konsep motivasi, kepercayaan dan nilai-nilai. Kebutuhanadalah taraf awal ketika seseorang merasakan bahwa sebaiknyamem anfaatkan kondisi untuk mengetahui sesuatu yang tidakdiketahuinya. Pengertian lain tentang kebutuhan adalah taraf awalketika seseorang merumuskan pernyataan kebutuhan informasi,Borgman 2000109.Kebutuhan informasi bersifat subjektif dan hanya muncul padapik iran pencari informasi, yang mengarah pada pendekatanproblematik. Beberapa hasil penelitian m enemukan bahwakebutuhan informasi dipenga ruhi oleh variabel karakteristikseseorang, emosi, demografi, sosial, lingkungan dan Chowdhury 1999181 mengatakan bahwa kebutuhaninformasi merupakan suatu konsep yang seringkali informasi muncul ket ika seseora ng menya daripengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasipermasalahan tentang subjek Pencarian InformasiGiannini 1998363 mengatakan informasi mengandung 3 prosesutama yaitu a penerimaan informasi information receiving,pencarian informasi information seeking, dan penggunaaninformasi information using. Pencarian informasi terjadi bilaseseorang mencari informasi khusus untuk memenuhi kebutuhaninformasinya. Proses ini dilaksanakan oleh sistem temu kembaliinf ormasi di komputer dengan menelusur, menem uk an danmenampilkan dokumen. Proses informasi bergerak dari penggunamenuju ke komputer sistem temu kembali informasi dan kembalike Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 205No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004Sementara, Marchionini 19955 mengatakan istilah informationseeking lebih luas dari information retrieval temu kembali informasikarena pencarian informasi lebih berorientasi pada manusia danlebih terbuka. Pencarian informasi adalah mekanisme yang alamidan diperlukan oleh manusia. Proses ini erat hubungannya denganpembelajaran dan pemecahan kemahiran dalam pencarian informasi pengguna dapatdibedakan 3 kelom pok, Chowdhury 1999274a novice userpengguna pem ula, b knowledge able but inter mitten userpengguna berrpengetahuan tentang sistem temu kembali informasitetapi jarang menggunakannya sehingga menjadi tidak terampil,c frequent user pengguna mahir.E. InternetInternet, terutama Web, telah membuat pengaruh yang luar biasaterhadap lingkungan pendidikan dan penelitian, Chowdhury,1999400,.a. mahasiswa, peneliti dan akademisi dapat mengakses katalog-katalog perpustakaan besar dunia, peningkatan jum la hperpustakaan membuat OPAC yang dapat di akses melaluiInternet;b. Sivitas akademika dapat mengakses sejumlah besar databasebibliografi, angka, full-text termasuk hypermedia, databaseonline;c. Sivitas akademik a dapat melakukan diskusi aktif denganmenggunakan newsgroup untuk bertukar informasi penelitiandan gagasan;d. dapat mengakses bermacam homepage seperti akademisi,dan institusi penelitian;e. penelitian kelompok dan kerjasama dapat mempublikasikan diInternet;f. mahasiswa dan peneliti dengan mudah dapat menemukaninformasi akademika, kursus, bea siswa dan lain-lain;g. Internet juga mempunya potensi melaksanakan pendidikan Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 206 Website PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode suvei dengan pendekatananalisis kuantitatif . Variabel yang diteliti adalah, a frekuensipenggunaan Internet, b pengetahuan cara menelusur, c polapencarian Populasi dan SampelPopulasi penelitian ini 2238 mahasiswa berasal dari 12 fakultasdan sekretariat pascasarjana yang khusus mengelola programkajian yang biasa disebut pengambilan sampel berdasarkan besaran sampel denganmenggunakan tabel penarikan sam pel Powell, 199980, 331responden untuk populasi heterogen. Selanjutnya, jumlah iniditetapkan untuk masing-masing fakultas yang pendistribusiansam pel t e rse but dil a kuk a n sec ara prop osio nal . Set elahme nd apatkan j umlah sampel per fakultas maka pemilihanresponden dilakukan menggunakan sampel aksidental accidentalsampling.B. Metode Pengumpulan DataAlat ukur utama yang digunakan dalam pengumpulan data adalahkuesioner questionnaire.C. Analisa DataData yang terkumpul dikelompokkan menjadi 2 yaitu a dataresponden yang menggunakan Internet, dan b data responden yangtidak menggunakan Internet. Untuk data yang menggunak anInternet dilakukan pengkodean data. Untuk mengetahui frekuensivariabel yang diamati dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuanprogram aplikasi SPSS Statistical Package for Social Science.Selanjutnya dilakukan pengkategorian dan tabulasi silang. Pengujianhipotesis menggunakan metode statistik non parametrik Chi-SquareKai-Kuadrat.Rahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 207No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004HASIL DAN PEMBAHASANA. Informasi UmumMahasiswa yang mengakses Internet dalam rangka penyusunantesis 302 91,24%, sedangkan 29 8,76% mahasiswa tidak. Alasanmahasiswa yang tidak mengakses a mahasiswa mengalamikesulitan menelusur, tapi tetap membutuhkan informasi dari Internetdengan bantuan seseorang intermediary, b kualitas hasil penelitiandi Internet masih lebih sering mengakses Internet di warnet kampus dankantor dari pada rumah dan perpustakaan. Mereka belajar mengenaiInternet lebih banyak belajar sendiri dengan coba-coba trial anderror 78 25,83% dan bantuan teman 53 17,55%. Hanya 6 orangsaja yang mengikuti kursus di luar penggunaan Internet mahasiswa relatif rendah sepertiterlihat pada tabel Mahasiswa MenelusurKategori/tingkat penggunaan Responden %Rendah 1-2 kali/minggu 164 54,30Sedang 3-4 kali/minggu 82 27,15Tinggi lebih 5 kali/minggu 56 18,54 Jumlah 302 100,00Kondisi ini bersamaan dengan kenyataan bahwa a 113 37,41%dari 302 mahasiswa mengatakan Internet masih mahal b ketikamenelusur di Internet mahasiswa mendapatkan informasi tidaksebanyak yang dibutuhkan 268 88,7%.Dalam mencari informasi mahasiswa cendrung menggunakanRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 208 Website search engine, 81 26,82%. Artinya mahasiswa menelusurinformasi di Internet relatif aktif dibandingkan dengan hanyamengetik alamat situs. Pada kenyataan 129 mahasiswatidak mengetahui situs disiplin ilmu. Mahasiswa yang memanfaatkankelompok diskusi dan surat elektronik hanya Pengetahuan Mengenai Sistemdan Cara PenelusuranMa hasis wa yang ta hu 30 9, 93% tentang sist em/sar anapenelusuran mahasiswa yang memilih ’indeks’ dan ’katalog kartu’sebagai sarana penelusuran. Sedangkan mahasiswa memilihkom binasi ’indeks’ dan ’katalog kartu’ dikategorikan sebagaimahasiswa kurang tahu 149 49,34%. Selanjutnya, mahasiswayang memilih ’buku’, ’ensiklopedia’ dan ’Internet’ atau kombinasiketiganya dikategorikan sebagai mahasiswa yang tidak tahu 12340,73%.Untuk pengetahuan mengenai cara menelusur kategori tahu 22474,17% mahasiswa yang memilih ’mengetik istilah/frasa’ yangdapat mewakili topik yang dimaksud. Mahasiswa yang memilih’mengetik istilah dengan menggunakan AND’ atau ’kombinasi’dikategorikan sebagai m ahasiswa kurang tahu 62 20,53%.Selanjutnya, mahasiswa yang memilih ’mengetik seluruh topik’dikategorikan sebagai tidak tahu 16 5,30%. .Untuk men ge tahui apak ah ada hub ungan antara frekuensimenelusur dengan pengetahuan mengenai cara menelus urmahas is wa dilakukan pengujian menggunakan tersebut dilakukan dengan membuat tabulasi silangmengenai profil m ahasiswa berdasark an kategori frek uensimenelusur dan kategori pengetahuan mengenai cara menelusur,seperti yang tercantum pada tabel Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 209No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004Tabel Mahasiswa Berdasarkan Kategori Frekuensi Menelusurdengan Pengetahuan Mengenai Cara Menelusur Pengetahuan Frekuensi Menelusur Cara Menelusur Tinggi Sedang RendahJumlahTahu 39 55 130 224Kurang 14 24 24 62Tidak tahu 3 3 10 16 Jumlah 56 82 164 302X2 hasil perhitungan adalah 8,2782. Selanjutnya nilai tersebutdibandingkan dengan nilai X2 dari tabel dengan derajat bebas 4 dantaraf signifikansi a sebesar 0,05, yaitu sebesar 9,4877. Karena X2hasil perhitungan lebih kecil dari X2 tabel maka H0 diterima. Hal inimenunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antarafr ekuen si men el usur denga n pengetahua n mengen ai caramenelusur Pola Pencarian InformasiMahasiswa yang mengetahui secara spesifik kebutuhan informasi’dan menyadari bahwa mereka harus m elakukan pencarianinformasi’ 264 87,4% dari 302. Untuk tahap-tahap yangseharusnya mendefinisikan masalah, memilih sistem penelusuran,merumuskan pertanyaan, melaksanakan penelusuran, memeriksahasil penelusuran, memilah hasil penelusuran, dan mengakhiripenelusuran hasil penelitian mengungkapkan bahwa mahasiswamelakukan tahap-tahap yang seharusnya terpisah-pisah diantaratahap-tahap pencarian informasi. Ada mahasiswa yang tidakdiketahui kapan m elakukan tahap-tahap yang Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 210 Website ada mahasiswa yang melakukannya berulang-ulang, sepertitabel Mendefinisikan MasalahSaat Dilakukan Pendefinisian Masalah Frekuensi %1. setelah mengenali dan menerima 89 29,47masalah2. setelah memilih sistem penelusuran 59 19,543. setelah merumuskan pertanyaan 50 16,56Jumlah 198 65,57Tabel 3 menunjukk an bahwa tahap pendefinisian mas alah’dila k uka n bervariasi. 53 17,55 % mahas iswa yang tidakmendefinisikan masalah’ tapi langsung ’menelusur’ 28 9,3%,’merumuskan pertanyaan’ 12 4%, ’memilih sistem penelusuran’ 93%, dan ’mengenali dan menerima masalah’ 4 1,3%. Ada 5116,88% mahasiswa tidak diketahui kapan mendefinisikanmasalah’.Gambaran awal pencarian informasi m ahasiswa yang telah’mengenali dan menerima masalah’ ada 4, a ke tahap 2, 8933,71%, b ke tahap 3, 68 25,76%, c ke tahap 4, 54 ke tahap 5, 53 20,08%.302 mahasiswa yang melakukan pencarian informasi di Internetdalam rangka penyusunan tesis ternyata tidak satupun polapencarian mahasiswa yang sesuai dengan model Marchionini untuktahap yang seharusnya. Namun begitu, ada 13 mahasiswa yangmendekati model Marchionini seperti terlihat pada tabel berikutRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 211No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004Tabel Informasi Mahasiswa yang mendekatiModel Pencarian Informasi MarchioniniTahap Penelusuran Frekuensi %1. 1-2-3-4-5 3 23,082. 1-2-4-5-5-6-7-8 1 7,693. 1-2-3-5-5-7-7-8 2 15,384. 1-2-5-5-5-6-7-8 2 15,385. 1-4-4-4-5-6-7-8 1 7,696. 1-3-3-2-5-6-7-8 1 7,697. 1-2-3-5-5-6-7-8 1 7,698. 1-2-3-4-6-6-7-8 1 7,699. 1-2-4-4-5-6-7-8 1 7,69 Jumlah 13 100D. Pembahasan268 mahasiswa hanya mendapatkan beberapa informasi tidaksebanyak yang dibutuhkan. Hal yang sama pernah ditemukanKaminer 1997 pencari informasi harus mempunyai keterampilanme nelusur. Kondisi ini kem ungkinan disebabkan frekuensimahasiswa menelusur rendah. Rendahnya frekuensi menelusurbisa juga karena a Internet masih mahal dan b strategi penelusuranmahasiswa yang tidak efektif sehingga mahasiswa browsingkemana-mana. Disamping itu dapat pula dihubungkan dengan carabelajar mahasiswa tentang Internet, sendiri dengan coba-coba danbantuan teman. Meskipun cara belajar seperti ini adalah belajarorang dewasa namun sering kurang terstruktur dibandingkandengan membaca buku panduan atau yang diperoleh mahasiswa baik yang frekuensi ’tinggi’,’sedang’ dan ’rendah’ tidak membuktikan bahwa frekuensi ’tinggi’mendapatkan hasil sebanyak yang dibutuhkan atau lebih dari yangRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 212 Website 18 dari 302 mahasiswa memperoleh hasil sebanyakyang dibutuhkan. 9 dari 18 mahasiswa tersebut masuk kelompokfrekuensi ’rendah’ dan hanya 2 mahasiswa kelompok frekuensi’tinggi’. 12 dari 302 mahasiswa memperoleh hasil lebih dari yangdibutuhkan. Masing-masing 5 dari 12 mahasiswa masuk kelompokfrekuensi ’rendah’ dan ’tinggi’. Hal ini terjadi kemungkinandi seba bkan m a has iswa s anga t m enyadari ke ter batasanpengetahuan dan keterampilan menelusur yang dimiliki. Sehinggamah asis wa tid ak mempu nya i hara pan yang ti nggi untukmendapatkan hasil yang relevan. Penemuan ini sesuai denganZhang 2001 mengatakan pencari informasi perlu memahamisistem ketika berinteraksi dengan Internet sehingga pencariinformasi dapat menemukan informasi yang cocok secara efektifdan efisien dan dapat memberikan kepuasan bagi itu temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan Bruce 1998 bahwa tidak ada perbedaan penting tingkatkepuasan dalam pencarian informasi di Internet baik yangmenelusur setiap hari, mingguan, bulanan atau 6 2 jenis pencari informasi, yaitu, a pencari informasi aktif, lebihbanyak merumuskan pertanyaan query dengan menggunakanfasilitas search engine ketika menelusur, b pencari informasi pasif,langsung mengetik alamat situs. Marchionini 1995 menegaskanbahwa pencari informasi yang aktif adalah pencari informasi yangmenggunakan strategi analitikal. Temuan di lapangan menunjukkanmeskipun mahasiswa lebih sering menggunakan fasilitas searchen gine tapi pe nel usur an ya ng dil akuk annya cend eru ngmenggunakan strategi browsing. Mahasiswa menggunakan fasilitassearch engine bukan karena termasuk pencari informasi aktif tapidisebabkan karena mahasiswa kurang mengetahui situs disiplin ilmu129 42,71%.Kurangnya mahasiswa menggunakan operator Boolean 9 2,98%juga pernah ditemukan dalam penelitian Silverstein dalamLucas dan Topi 2002. Menurut Marchionini 1995 salah satu carauntuk merumuskan query yang tepat dengan menggunak anoperator Boolean. Mahasiswa dalam penelitian ini cendrung pencariRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 213No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004info rma si akt if , tidak me nggunak an str ategi analit ik al tapimenggunakan strategi browsing yang bersifat keberuntungan,cenderung bolak balik berorientasi pada data, tidak formal danberkelanjutan. Hal ini terjadi kemungkinan ketidaktahuan mahasiswabagaimana membangun sebuah query untuk penelusuran yangefektif. Bisa juga disebabkan keterbatasan pengetahuan mahasiswada lam meru mus kan per tanyaan dan ren dahnya fr eku dihubungkan dengan pendapat Chowdury 1999 mengenaikemahiran dalam pencarian informasi di lingkungan elektronik makamahasiswa ini dikelompokkan pengguna pemula novice user.Temuan ini juga mengungk apk an bahwa hanya 30 dari 302mahasiwa yang mengetahui bahwa indeks dan katalog kartu disebutseba gai sarana penelu su ran. Hal ini terjadi kemu ngk inandisebabkan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang ’penelusuran’ telah mulai dilakukan setelah tahap ’mengenalidan menerima masalah informasi’. Hal ini terjadi kemungkinanana bagi pencari informasi utama dan teruma adalah menelusur bkemudahan yang dibayangkan pencari informasi ketika menelusurdengan hanya satu kata kunci pencari informasi akan mendapatkanberatus bahkan beribu ini mengungkapkan frekuensi mahasiswa memeriksahasil penelusuran rendah. Kemungkinan disebabkan mahasiswamem eri ksa hasi l pe nelus ura n pada saat onli ne sehi ngg amenyebabkan waktu dan biaya akan bertambah. Bahkan, 80mahasiswa memeriksa hasil penelusuran dengan membaca seluruhhasil. Kondisi ini bisa juga disebabkan mahasiswa merasa tidakperlu memeriksa hasil penelusuran tapi lebih mengutamakanpemilahan hasil pencari informasi merasa hasil yang diperoleh setelahmenelusur cukup bisa melanjutkan ke tahap ’pemilahan informasi’.Mahasiswa yang langsung ’memilah hasil penelusuran’ setelahRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 214 Website hasil penelusuran’ 189 mahasiswa. Ternyata tahap’p emi lah an’ tel ah mulai dilakuk an se tel ah melak sanakan’penelusuran’ sehingga frekuensi tahap ini tinggi. Berbeda dengantahap pemeriksanaan hasil sebelumnya. Hal ini kemungkinandi sebabkan ketika mah asis wa m ela k ukan pe m erik saanmembutuhkan beban kognitif dan waktu yang lama sehinggamempengaruhi waktu penelusuran hasil yang diharapkan terpenuhi maka pencarian informasi dapatberakhir bila tidak pencarian akan belanjut. 132 mahasiswalangsung mengakhiri penelusuran setelah memilah meskipun hasilyang diperoleh belum terpenuhi. Penelusuran informasi untuklingkungan elektronik jarang sempurna hanya dengan sebuahpertanyaan tunggal. Sering temuan awal menjadi umpan balikperumusan pertanyaan dan pelaksanaan penelusuran penelitian mengungkapkan bahwa pola pencarian informasimahasiswa cenderung berulang-ulang. Hal ini terjadi karenapenelusuran itu bukan dogmatis yang telah ditetapkan berdasarkanaturan tapi merupakan pragmatis yang dilandasi dengan kebutuhanmasing-masing pencari DAN SARANA. Kesimpulana. Frekuensi mahasiswa menelusur di Internet dikelompokkandalam kategori rendah. Kondisi ini bers amaan dengankenyataan 268 88,74 mahasiswa mendapatkan informasi tidaksebanyak dibutuhkan, 18 5,96% mahasiswa mendapatkaninformasi sebanyak dibutuhkan, 12 3,97% mahasiswa lebihdari dibutuhkan, 4 1,32% mahasiswa tidak 113 mahasiswa mengatakan Internet Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensimenelusur dengan pengetahuan mengenai cara menelusurmahasiswa H0 diterima. X2 dari tabel dengan derajat bebas 4dan taraf signifikansi a sebesar 0,05, yaitu sebesar 9,4877 Rahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 215No. 14/VIII/TEKNODIK/JUNI/2004X2 hasil perhitungan lebih kecil dari X2 tabel.c. Pola pencar ian informasi mahas iswa di Internet sangatbervariasi. Temuan menunjukkan bahwa tidak ada satupun polapencarian informasi mahasiswa yang sesuai dengan modelpencarian informasi 87,42% mahasiswa ke tahap pertama,89 29,47% mahasiswa ke tahap kedua,86 28,48% mahasiswa ke tahap ketiga,46 15,23% mahasiswa ke tahap keempat,93 30,79% mahasiswa ke tahap kelima,88 29,14% mahasiswa ketahap keenam,189 62,58% mahasiswa ketahap ketujuh,132 43,71% mahasiswa ketahap Sarana. Hasil pene li ti an ini me nunjukkan bahwa pengetahuanmahasiswa baik mengenai sistem atau sarana penelusuranmaupun mengenai cara menelusur adalah rendah. Akibatnyamahasiswa memperoleh hasil tidak sebanyak yang ini agar menjadi perhatian pihak lembaga, staf pengajarda n akad emik un tuk me m bek ali ma hasi swa d e nga npengetahuan dan teknik menelusur di media Pengguna jasa layanan Internet memperlihatkan peningkatandi lingkungan kampus. Data ini diindikasikan dengan banyakbermunculan pusat layanan Internet baik yang diselenggarakanoleh Mweb atau provider lain maupun perpustakaan jurusan,fakultas dan UPT. Berdasarkan data penelitian ini pengetahuandan keterampilan menelusur mahasiswa masih belum maksimaluntuk itu pusat layanan Internet dapat mensosialisasikan modelpencarian informasi Marchionini untuk pengguna Pembahasan penelitian ini belum dapat menjawab dengantuntas dan pasti yang menjadi penyebabnya, bahkan seringkalidalam pembahasan dimulai dengan kata ā€œkemungkinanā€ olehkarena itu dalam penelitian selanjutnya disamping kuesionerpeneliti dapat juga melakukan Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penelitian ini hanyaRahmi Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet 216 Website pada ruang lingkup tahap yang seharusnya dari ModelMarchionini. Untuk itu disarankan penelitia selanjutnya dapatmelakukan penelitian yang lebih dalam terhadap peluang tinggidan peluang rendah dengan menggunakan PUSTAKABorgman, Christine L. 2000. From Gutenberg to the Global InformationInfrastructure Access to Information in the Networked World. The MITPress, United States of Harry. 1998. ā€œUser Satisfaction with Information Seeking on theInternetā€, Journal of the American Society for Information Science,496541-556Buckland, Michael. 1991 ā€œInformation as a thingā€, Journal of the AmericanSociety for Information Science, 425 1999. Introduction to Modern Information Retrieval. LondonLibrary Association Tula. 1998. ā€œInformation Receiving A Primary Model of theInformation Processā€, Contributed Papers-User Information Interaction,ASIS, Noam. 1997. ā€œScholars and the use of the internetā€, Library andInformation Science Research, 194 Al i. 200 2. Strategi Percepatan P endid ikan Pasc asarj ana,Republika, Rabu 13 Februari 2003, hal. 4, Wendy dan Topi, Heikki. 2002 ā€œForm and Function The Impact ofQuery Term and Operator Usage on Web Search Resultsā€, Journal of theAmerican Society for Information Science, 532 Gary. 1995. Information Seeking in Electronic Environment,Cambridge University Press, United States of Ronald R. 1999. Basic Research Methods for Librarians, Third Publishing Corporation Greenwich, Connecticut. London. Tefko and Kantor Paul B. 1998. ā€œStudying the Value of Libraryand Information Services in Corporate Environmentsā€, Contributed Papers-Evaluating Services, ASIS p. Yin. 2001 ā€œScholarly Use of Internet-based Electronic Resourcesā€,Journal of the American Society for Information Science, 528 Rivalina Pola Pencarian Informasi diInternet ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Selainitu, di bagian pengunci, umpama tambahan informasi akan diulas terkait dengan acuan algoritma dan search engine. Nah, yuk mulai dengan definisi search engine terlebih lampau. Segala Itu Search Engine? Search engine adalah programa yang mencari dan mengenali kabar di dalam database yang sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan oleh pengguna.

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay Bagi kalian yang sedang mencari informasi melalui search engine seperti Google, Yahoo!, Bing, Ask dan lain sebagainya tentu sudah tidak asing lagi dengan dengan basic search yaitu mencari informasi dengan search box, dimana kita tinggal memasukkan kata kunci yang akan dicari di kolom pencarian. Disadari atau tidak, terkadang hasil pencarian yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, atau hasil pencarian yang ditemukan menghasilkan jumlah yang besar sehingga kita harus memilih dan memilah informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada tulisan ini, literaksipedia akan berbagi cara untuk mencari informasi yang efektif dan spesifik, diantaranya ialah sebagai berikut 1. Gunakan Metode Pencarian dengan Mengadopsi Logika Boolean AND, OR, NOT Metode ini digunakan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan pembahasan tertentu yang lebih spesifik melalui search box. Contohnya sebagai berikut a. AND mencari informasi yang berkaitan dengan 2 topik tertentu, misalnya skripsi AND tesis, maka informasi yang keluar pada hasil pencarian berkaitan dengan skripsi dan tesis. b. OR mencari informasi yang berkaitan dengan salah satu dari dua topik pencarian yang dimasukkan, misalnya skripsi OR tesis, maka informasi yang keluar pada hasil pencarian berkaitan dengan skripsi atau tesis. c. NOT mencari informasi yang berkaitan dengan kata kunci yang ditulis di depan dari dua topik pencarian yang dimasukkan, misalnya skripsi NOT tesis, maka informasi yang keluar pada hasil pencarian berkaitan dengan skripsi. 2. Dengan memberikan FRASE "........" Dalam mencari informasi yang lebih spesifik, kalian bisa menambahkan frasa dengan menambahkan tanda petik "........" pada setiap kata kunci yang dimasukkan. misalnya informasi yang akan dicari tentang Covid-19, maka gunakan "Covid-19" untuk menemukan hasil pencarian yang spesifik tentang topik tersebut. 3. Gunakan Advanced Search Setiap search engine biasanya menyediakan fasilitas penelusuran advanced search yang berguna untuk memberikan kemudahan pengguna menemukan informasi yang lebih spesifik. Ada beberapa fasilitas penelusuran yang dapat kita gunakan, misalnya Google Advanced Search , Yahoo! Advanced Search dan masih banyak lagi search engine lain yang menerapkan advanced search. 4. Gunakan Ekstensi File Pencarian Terkadang kita ingin mencari informasi dalam bentuk dokumen atau format file tertentu pada mesin pencari. Kita dapat menggunakan ekstensi file pencarian dengan menerapkan ekstensi di akhir kata kunci yang kita cari. Misalnya kita akan mencari informasi yang berkaitan dengan Sepakbola dengan format file dengan hasil pencarian berupa dokumen pdf, maka kita dapat menuliskan di kolom pencarian yaitu sehingga akan muncul file tentang sepakbola yang berekstensi pdf. Kalian juga bisa mencari file berdasarkan ekstensi file masing-masing informasi yang akan dicari misalnya .docx., .xls., .ppt., PNG., CDR., dan lain sebagainya. 5. Gunakan Penggunaan biasanya digunakan untuk mencari informasi berkaitan dengan profil seseorang di media sosial. Untuk mencarinya masukkan nama profil yang akan dicari dan tempatkan pada awal username, contoh hendyyprasetyo, maka akan menghasilkan informasi yang berkaitan dengan hendyyprasetyo. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi kalian yang sedang mencari informasi yang efektif & spesifik melalui search engine.

Searchengine dapat digunakan untuk mencari data atau berita tertentu, atau informasi-informasi yang ditujukan untuk keperluan riset, pencarian gambar atau image, dan lain-lain. Pendeknya, orang sulit lepas dari menggunakan search engine ketika berselancar di internet.

PENGERTIAN SEARCHING SEARCHING adalah mesin pencari WEB atau yang lebih dikenal dengan istilah WEB SEARCH merupakan program komputer yang dirancang untuk mencari informasi yang tersedia didalam dunia maya. Searching juga bisa diartikan adalah proses pencarian data dari sekumpulan data yang sudah ada. Pencarian data sering juga disebut dengan table look-up atau store and retrieval information. Hasil dari suatu pencarian dapat bernilai salah tidak ketemu atau tidak sukses atau benar ketemu atau sukses. Untuk data yang tidak ketemu biasanya ada prosedur tersendiri untuk menambah atau menyisipkan data yang belum ada tersebut. Pencarian biner merupakan salah satu cara atau metode untuk melaksanakan proses pencarian. Cara ini merupakan cara yang paling cepat di antara metode-metode yang lainnya. Metode pencarian biner dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama-tama data-data yang sduah ada harus diurutkan dahulu. Selanjuutnya data yang sudah diurutkan tadi disebut sebagai vektor. Kemudian vektor tadi dibagi menjadi dua subvektor yang memiliki jumlah elemen yang sama, kemudian data yang dicari dibandingkan dengan data terakhir dari subvektor pertama. Jika data tersebut lebih kecil maka berarti data kemungkinan ada di subvektor pertama, sehingga pencarian dapat dilakukan di subvektor pertama dengan terlebih dahulu membagi subvektor tadi menjadi dua subvektor. Jika lebih besar maka berarti data kemungkinan ada di subvektor kedua, sehingga pencarian dapat dilakukan di subvektor kedua dengan terlebih dahulu menbagi subvektor tadi menjadi dua subvektor. FITUR DASAR PENCARIAN AND Mencari informasi yang mengandung kedua kata yang kita cari. contoh ukiran jepara maka masukan ukiran and jepara atau ukiran+jepara OR Mencari infornasi yang mengandung salah satu dari kedua kata. contoh sayur or ikan atau sayur ikan FRASE Mencari informasi yang mengandung frase yang dicari dengan menggunakan tanda ā€ ā€œ. contoh ā€œperangkat lunakā€ NOT Hasil pencarian yang mengandung kata yang di depan, tapi tidak dibelakang -. contoh, ikan -nila kata tersebut akan mencari kata ikan tapi tidak untuk nila SINONIM ~ Mencari kata beserta sinonim-sinonimnya. contoh, ~mobil akan membawa hasil pencarian mobil dan sinonim-sinonimnya. ASTERIK * Karekter pengganti kata. dari contoh, hasil yang didapat bisa ayam bakar pedas, ayam goreng dan lainnya ayam*pedas PENERTIAN BROWSING Pengertian browsing menurut adalah berselancar untuk menjelajahi informasi yang ada di internet. Berselancar ini bisa dilakukan dengan sebuah program yang disebut browser, software untuk berselancar. Sedang di wikipedia berbahasa indonesia saya tak dapat menemukan pengertian istilah tersebut. Jadi saya coba mencarinya di yahoo! answer dan menemukan browsing adalah menjelajah dunia maya atau internet untuk mencari sesuatu yg bermanfaat membaca berita secara online itu juga salah satu browsing. Atau dapat juga diartikan seni pencarian informasi melalui system operasi yang berbasis hypertext, misalnya membaca berita, mencari istilah dll. Jadi, browsing berbeda dengan download, chat, kirim email maupun ngeblog istilah untuk ngeblog= blogging. Kata lain dari browsing adalah surfing. Mungkin itulah sebabnya mengapa di warnet-warnet selalu ditulis terpisah browsing, game, chatting, rental dll. Lalu, apa manfaat yang dapat kita peroleh dengan browsing? Kalau bicara manfaat tentu banyak sekali yang akan kita dapatkan, diantaranya 1. Bisa menemukan file yang akan kita download. 2. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. 3. Belajar online 4. Bisa mencari tugas-tugas, DLL ADA 5 PERBEDAAN SEARCHING DAN BROWSING ADALAH 1. browsing dan searching memiliki perbedaan. Browsing adalah software yang digunakan untuk menjelajahi Internet atau untuk mencari informasi dari suatu halaman web yang tersimpan di dalam komputer, contohnya Internet Explorer, Mozilla Firefox, Safari dan Opera. Sedangkan searching yaitu site atau website Internet yang memberikan fasilitas untuk mencari dokumen alamat atau data yang Anda inginkan diseluruh web server yang terhubung ke Internet contohnya Google, Yahoo! Search, dan Live Search. 2. web browser – merupakan program untuk menjelajahi internet – mencari informasi dari suatu halaman web yang tersimpan di komputer – tidak bisa digunakan sebagai aplikasi tertentu seperti kalkulator, dll. search engine – mencari website yang tersedia dalam internet – bisa digunakan sebagai aplikasi tertentu – bisa dibuka melalui web browser 3. kalau searching contohnya seperti google , yahoo Kalau browsing contohnya adalah mozila firefox, safari 4. Browser Aplikasi untuk mencari suatu ā€œWebsiteā€ Search Engine Aplikasi untuk mencari suatu data di dalam suatu ā€œWebsiteā€ 5. kalau searhing itu ada fitur dasar pencaharian sedangkan browsing tidak… BY TASOGARE MITSAL
Dalambuku TIK Kelas XI (2008), disebutkan teknik mencari di

BIBLIOTIKA - Search engine atau mesin pencari sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan dan aktivitas di internet, karena search engine inilah yang sering menjadi pintu pertama ketika kita memasuki internet. Search engine dapat digunakan untuk mencari data atau berita tertentu, atau informasi-informasi yang ditujukan untuk keperluan riset, pencarian gambar atau image, dan lain-lain. Pendeknya, orang sulit lepas dari menggunakan search engine ketika berselancar di internet. Yang menjadi masalah, masih banyak orang yang belum memahami bagaimana cara kerja search engine dalam menyuguhkan data yang kita cari, sehingga proses pencarian data melalui search engine pun sering menjadi upaya yang tidak efektif. Bukannya mendapatkan data yang kita cari dalam waktu yang relatif singkat, tapi malah menghabiskan waktu kita karena pencarian terkesan berputar-putar tak kunjung arahnya. Hal semacam di atas biasanya terjadi karena kekeliruan dalam meng-input kata kunci ke dalam search engine atau hal-hal lain yang mungkin dianggap sebagai hal biasa, tapi sesungguhnya tidak efektif dalam penggunaan search engine. Karenanya, agar proses pencarian data yang Anda lakukan di search engine bisa benar-benar efektif, Anda bisa merujuk pada tips-tips di bawah ini. Gunakan search engine yang tepat Di internet, ada banyak sekali search engine atau mesin pencari yang dapat digunakan. Tetapi, tidak semua search engine itu memiliki kemampuan sebagaimana yang kita harapkan. Ada banyak search engine yang tidak mampu meng-update data-data dalam database-nya karena kurangnya dana, sehingga hasil pencarian pun jadi tidak maksimal. Pada saat ini, search engine yang masih dianggap baik dan terpercaya adalah Google dan Yahoo!, meski tidak menutup kemungkinan masih ada search engine lain yang sama bagusnya dengan mereka. Tetapi intinya, jika Anda mencari data di search engine yang tidak terpercaya, maka hasilnya bukan data yang Anda dapatkan, tetapi waktu Anda yang terbuang percuma. Hindari penggunaan kata kunci yang terlalu umum Ketika mencari data atau situs tertentu melalui search engine, maka kita pun akan memasukkan kata kunci ke dalam mesin pencari, untuk kemudian dicarikan situs-situs yang memiliki kata kunci tersebut. Tetapi penggunaan kata kunci ini akan ā€œmenyesatkanā€ Anda jika Anda tidak menggunakannya secara efektif. Jika Anda memasukkan kata kunci yang sifatnya terlalu umum ke dalam mesin pencari, maka hasil yang akan Anda dapatkan bukanlah sesuai yang Anda inginkan, melainkan setumpuk data yang mungkin malah jauh dari data yang sebenarnya Anda inginkan. Misalnya, jika Anda memasukkan kata kunci ā€œlaptopā€, maka apa saja yang berhubungan dengan laptop akan dimunculkan oleh search engine, dari urusan jual beli sampai pencurian laptop. Ini tentu saja tidak efektif dan akan menghambat waktu pencarian Anda. Akan lebih baik kalau Anda menggunakan kata kunci yang spesifik, misalnya ā€œLaptop merek Anuā€ atau semacamnya. Masukkan kata kunci yang singkat tetapi jelas Jika di atas disarankan tentang perlunya kita menggunakan kata kunci yang spesifik, maka yang perlu diperhatikan kemudian adalah kejelasan dari kata kunci tersebut. Kata kunci yang relatif panjang atau detail juga tidak efektif. Misalnya, kalau Anda menggunakan kata kunci berbunyi biografi singkat Soeharto selama masa kepresidenan’, maka Anda akan memperoleh setumpuk data yang justru akan jauh dan tak berhubungan dengan kata kunci tersebut. Akan jauh lebih baik jika Anda hanya memasukkan kata kunci berbunyi biografi singkat Soeharto’. Selain itu, kesalahan pengetikan atas suatu nama atau data tertentu di dalam kata kunci juga akan membuat Anda ā€œtersesatā€ karena search engine akan memberikan tepat sama seperti kata yang Anda masukkan ke dalam kata kunci, meski kata kunci itu sebenarnya keliru. Gunakan operator Boolean Jika Anda memasukkan ā€œANDā€, ā€œORā€, atau ā€œNOTā€, dengan kombinasinya sebagai kata kunci pencarian, maka hal itu akan sangat membantu search engine dalam menemukan situs-situs yang lebih spesifik. Kata kunci Soeharto AND biografi NOT masa kemerdekaan’ akan membawa Anda ke halaman yang langung membahas tentang biografi Soeharto, dan menghindari masuknya halaman tentang masa kemerdekaan dengan nama yang sama pada hasil pencarian Anda. Manfaatkan tanda kutip dalam frasa utuh Pada umumnya, search engine mengisyaratkan penggunaan tanda kutip dalam kata kunci jika memang menginginkan hasil pencarian yang lebih spesifik. Misalnya, penggunaan kata kunci Biografi singkat Soeharto tanpa tanda kutip akan menghasilkan setumpuk data yang mungkin tidak akan efektif, jika dibandingkan dengan kata kunci ā€œBiografi singkat Soehartoā€ dengan menggunakan tanda kutip. Selain menggunakan tanda kutip, Anda juga bisa menambahkan operator Boolean seperti yang telah dijelaskan di atas di dalam kata kunci pencarian Anda, untuk semakin mengefektifkan hasil pencarian Anda. Manfaatkan direktori Beberapa search engine menyediakan fasilitas direktori yang akan membawa Anda secara langsung ke topik-topik tertentu yang telah diklasifikasikan sedemikian rupa, sehingga akan memudahkan proses pencarian. Mesin pencari atau search engine yang telah menggunakan direktori antara lain adalah Yahoo!, Lycos, dan Altavista. Untuk mencari informasi yang berkaitan dengan Indonesia, disarankan untuk menggunakan direktori lokal Indonesia, misalnya Catcha, SearchIndonesia, Naver, atau yang lainnya. Gunakan fitur khusus yang ada di search engine Beberapa mesin pencari, seperti misalnya Google, tidak hanya menyediakan fasilitas untuk pencarian artikel atau data-data, tetapi juga menyediakan sarana pencarian atas file-file multimedia seperti gambar, MP3, atau bahkan rekaman video. Selain itu, Google juga memberikan pilihan pencarian di situs-situs umum ataukah blog. Sementara itu, mesin pencari semacam MetaCrawler bekerja dengan cara mengirimkan perintah pencarian ke beberapa mesin pencari sekaligus, dan menampilkan hasilnya dalam satu halaman. Karenanya, menggunakan fitur khusus yang disediakan serach engine yang Anda gunakan akan lebih mengefektifkan hasil pencarian Anda. Untuk tujuan ini, Anda dapat mempelajari fitur-fitur khusus pada mesin pencari favorit Anda untuk memanfaatkan penggunaannya secara maksimal. Manfaatkan fungsi ā€œFindā€ pada browser Ketika Anda memasukkan kata kunci tertentu pada search engine, dan kemudian diantarkan ke situs yang memuat kata kunci yang Anda cari, tidak secara otomatis kata kunci itu akan dapat langsung Anda lihat. Bisa jadi Anda akan berhadapan dengan bertumpuk-tumpuk halaman situs yang akan membuat Anda kebingungan dalam mencari kata kunci Anda tadi. Nah, untuk mengefektifkan waktu pencarian Anda, manfaatkan fitur ā€œFindā€ yang ada di browser Anda. Caranya, begitu Anda sampai di situs yang dirujuk oleh search engine, dan Anda tidak bisa langsung menemukan data yang Anda cari, ketikkan Ctrl+F untuk memunculkan kotak dialog Find. Setelah itu, ketikkan kata kunci Anda di dalam kotak dialog tersebut. Nah, Anda pun akan langsung menemukan kata kunci yang Anda cari-cari.

Jadidari beberapa hal tersebut kita bisa menggunakan dan memanfaatkan big data dengan baik. Penutup. Cara kerja big data bisa dilihat dari penyimpanan di mesin pencarian Google maupun dari perusahaan besar Amazon. Apa yang ditelusuri oleh konsumen, dapat disimpan di big data dengan jumlah yang besar.
Pencariandata (browsing) atau informasi di Internet akan efektif dan efisien dengan menggunakan - 1 minggu yang lalu Bahasa lain Sekolah Menengah Atas terjawab Pencarian data (browsing) atau informasi di Internet akan efektif dan efisien dengan menggunakan software di bawah ini Select one: a. Search Engine b. 5OvqqT.
  • c3bm9g5q6p.pages.dev/64
  • c3bm9g5q6p.pages.dev/80
  • c3bm9g5q6p.pages.dev/583
  • c3bm9g5q6p.pages.dev/215
  • c3bm9g5q6p.pages.dev/354
  • c3bm9g5q6p.pages.dev/11
  • c3bm9g5q6p.pages.dev/190
  • c3bm9g5q6p.pages.dev/90
  • pencarian data atau informasi di internet akan efektif dengan menggunakan